TUJUAN
Untuk
mengidentifikasi standarisasi Na2S2O3 terhadap
KIO3 0,1 N
DASAR TEORI
Iodometri adalah analisa
titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifatoksidator
seperti besi III, tembaga II, Kalium Permanganat dimana zat ini akan
mengoksidasi iodida yang
ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan
ditentukan dengan menggunakan
larutan baku tiosulfat. Pada titrasi iodometri,
analit yang dipakai adalah oksidator yang dapat
bereaksi dengan I- (iodide)
untuk menghasilkan I2, I2 yang terbentuk secara kuantitatif dapat
dititrasi
dengan larutan tiosulfat. Dari pengertian diatas maka titrasi iodometri adalah
dapat
dikategorikan sebagai titrasi kembali.
METODE
Iodometri
CARA KERJA
Siapkan alat dan bahan
Masukkan larutan Na2S2O3 ke dalam gelas beaker 100 ml, lalu masukkan ke buret
menggunakan corong gelas
Buret
diset nol
Masukkan KIO3 0.1 N menggunakan pipet volume 10,0 ml ke dalam labu erlenmeyer
Masukkan
15 ml KI 10% dan 25 ml H2SO4 ke dalam gelas beaker yang berbeda, lalu masukkan ke labu erlenmeyer yang berisi sampel, sehingga membuat larutan berubah warna menjadi merah kecoklatan
Titrasi (tahap pertama) dengan Na2S2O3 sampai berubah warna menjadi kuning jerami
Tambahkan
10 tetes indikator amylum sehingga warna larutan berubah menjadi biru gelap
Titrasi
kembali sampai warna larutan berubah menjadi bening
ALAT DAN BAHAN
1 set buretGelas beaker
Labu erlenmeyer
Filler
Pipet volume 10.0 ml
Larutan Na2S2O3
Larutan KIO3 0,1 N
Larutan KI 10%
Larutan H2SO4
Indikator amylum
Gambar setelah ditambahkan KI 10% dan H2SO4 :
Gambar setelah titrasi tahap pertama :Gambar setelah ditetesi indikator amylum :
Gambar setelah titrasi terakhir :